Sunday 3 March 2013

Emosi dan Kecerdasan Emosi

YEAH. Dari topik galau, saya pindah nulis topik yang lebih berat dari ular piton. Dari kelas Fisiologi, saya mendapatkan sebuah topik yang luar binasa biasa menarik. 

"Emosi dan Kecerdasan Emosi"
Materi oleh : NNR - dosen cantik rupawan luar dalam, ga percaya? Tanya anak PDU UNSRI 2012.

Emosi adalah setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, setiap kegiatan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi merupakan suatu perasaan dan pikiran suatu keadaan biologis dan psikologis dari tubuh kita. Inilah yang mendorong perilaku kita dalam menanggapi suatu kejadian. 

Jadi kalau kita nangis guling-guling atau punya keinginan, cuma keinginan kok, mukul orang sekeras-kerasnya sampai giginya rontok, itu semua disebabkan emosi. 

Emosi tidak selalu negatif. Adanya emosi juga mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang Ia sukai, seperti hobi atau berolahraga. Juga mungkin menyebabkan seseorang salah tingkah ketika gebetan lewat dan kepeleset serta akhirnya menyebabkan segala menjadi indah ketika jatuh cinta. Ini bukan pengalaman kok. Saya ini masih polos.

Emosi berlaku sebagai sumber energi, autentisitas, dan semangat manusia yang paling kuat, sumber kebijakan intuitif. Emosi, disebut juga, motus anima, yang berarti jiwa yang menggerakkan kita.

Beberapa emosi dasar manusia menurut Daniel Goleman adalah Cinta, yang merupakan sumber dari segala sumber kebahagiaan dan kesuntukan segala usia; Sedih; Takut; Kenikamatan; Rasa Jengkel; Malu; dan Terkejut.

Amarah membuat adrenalin lebih sehingga mendorong kita melakukan tindakan. Takut juga sama. Apalagi galau, bisa mendorong kita untuk duduk dipojokan sambil garuk-garuk tembok, menanti gebetan tak kunjung datang. Yang jika berlarut-larut akan menjadi patologis, depresi atau bahkan kelainan emosi bipolar.

Kemana kebahagiaan dan canda tawa? Mereka juga salah satu perasaan-perasaan yang menghasilkan reaksi dan gelombang energi yang besar bagi manusia. 

Emosi juga mengalami perkembangan dari awal tangisan bayi pertama yang menunjukkan emosi awalnya hingga manusia kembali kepada penciptanya. Emosi dibutuhkan untuk menjadi titik kematangan. Hormon-hormon juga sangat dipengaruhi oleh emosi ini.  

Jadi, emosi adalah gelombang energi yang memberikan motivasi untuk kehidupan. 

Sedangkan kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami, dan menerapkan secara efektif daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, dan koneksi dan pengaruh manusiawi. 

Emosi erat berhubungan dengan anatomi otak, terutama amigdala. Manusia memiliki 2 amigdala, yang merupakan pusat pengendalian emosi. Misalnya untuk binatang yang diambil amigdalanya, kehilangan motivasi untuk bertahan hidup. Jadi kegalauan dunia ini berasal dari Amigdala ckckck

Ingatan yang masuk ke dalam amigdala merupakan memori yang berkaitan dengan emosi besar. Jadi kalau seseorang mengalami amnesia, Ia akan melupakan semuanya namun kegiatan yang mengandung emosi besar, Ia tidak akan lupa, contoh lagi, kalau ada orang jatuh cinta sampai tergila-gila kaya kucing tetangga di musim kawin, terus kecelakaan, Ia tidak akan lupa cintanya (?) memori berkaitan kuat dengan emosi. 

Amigdala tidak memungkinkan orang untuk berpikir atau berlogika, hal ini menyebabkan orang yang sedang emosi selalu bertindak tanpa berpikir. Akibat emosi juga menimbulkan keputusan yang kurang optimal dan juga menimbulkan penyesalan, kayanya ini yang terjadi sama pasangan-pasangan putus nyambung. Ga pake pikir panjang, hmm jadi maklumi orang yang lagi emosi ya.


Amigdala juga merupakan penyebar sinyal waspada ke seluruh bagian otak sehingga otak menjadi bersiap, dan menimbulkan tindakan, misalnya bulu kuduk berdiri, ekspresi takut, napas pendek dan dangkal, dsb. Amigdala dapat menerima informasi talamus lebih cepat dibandingkan korteks otak, padahal korteks otak adalah bagian yang ber-logika dan analisis. Hal ini menyebabkan amigdala menimbulkan reaksi cepat, misalkan rumah kebakaran, orang langsung berlari cepat atau langsung lemas dan mau kabur ketika melakukan hal konyol di depan gebetan, ini ga pernah kejadian sama saya kok, sumpah. 

Kecerdasan emosi tidak dikeluarkan dari intelektualitas seseorang tetapi dari hati nurani dan memiliki fungsi yang luar biasa. Dari pembawa pesan dari hati, pembagi informasi, pembangkit energi, dan juga menjaga emosi. Kecerdasan emosi merupakan salah satu hasil dari pengendalian dan pemusatan emosi yang baik. Kecerdasan emosi ini dapat dipelajari dan berubah menjadi baik, berbeda dengan intelektual yang sudah relatif permanen dan begitu-begitu saja, jadi yang sabar ya. Bertitik berat pada biologis dan emosi. DANNN JENGJENGJENGG, berperan 40% dalam keberhasilan pembentukan kecerdasan emosi lain. Jadi kalo mau pinter, emosinya harus bagus dulu, ya mblo. 

Bukan berarti EQ lebih penting dibanding IQ, penggunaan kecerdasan ini situasional, sama penting. Saling berhubungan dan juga saling melengkapi, seperti cinta kita selama ini walau bertepuk sebelah tangan.

Sekian folks. Semoga bisa membantu, maaf lebih banyak curhat dibanding materi. 





No comments:

Post a Comment