Sunday 31 March 2013

A History to Remember


Hari itu. Seharusnya bersejarah. Harusnya sangat menyenangkan. -20/03/2013

ENGGAAAA. Ini bukan curhatan galau. Baca aja kalo ga percaya.

Pagi itu kami berangkat dari kos. Tanpa ragu dan sangat senang, karena saya menebeng, lagi-lagi, dalam rangka mengirit. Akhir bulan, folks.

Kami, tujuh orang, dalam satu mobil, berangkat bersama menuju tempat praktikum, yang ditempuh dalam waktu 1 jam. Saya duduk di tengah, dengan F, K di kanan dan kiri saya. Kedua sahabat saya. Ketika kami menyadari waktu semakin menipis, teman saya memutuskan untuk mengebut. Saya yang tidak menyukai adegan kebut-kebutan ala koboi ini, akhirnya memejamkan mata, berusaha tidur.

Kejadiannya sangat cepat.

Saya mendengar teriakan teman saya. Dengan cepat saya membuka mata, saya melihat segalanya.

Mobil hitam itu mengambil jalur kami dari arah yang berlawanan dengan kecepatan tinggi. Teman saya berusaha mengendalikan mobil yang kami kendarai. Mobil kami mulai bergerak tidak terkendali, ke kanan, ke arah truk-truk besar, dan ke kiri, rawa dan toko kecil. Demi menyelamatkan kami, teman saya yang membawa mobil pun membanting kemudi ke kiri. Dan kami menabrak pohon dengan sangat keras.

Tuhan. Saya membatin. Saya membatu. Saya tidak tahu apa yang saya harus lakukan.

Saya merasa badan saya terpelanting dan menabrak ke arah depan. Gelap.

Beberapa detik, saya membuka mata, saya masih ada di tempat duduk saya, dengan posisi menunduk ke bawah, tas saya yagn saya pangku terlempar ke bangku depan. Kacamata saya terlepas dan ada darah di tangan saya. Saya panic. Saya langsung memegang kepala saya yang sakit berusaha mencari luka. Saat itu, saya tidak bisa mendengar, telinga saya berdenging dengan keras.

Tapi, saya tidak terluka. Sekejap, saya merinding. Saya langsung menoleh ke kanan, ke arah F, melihat keadaan sahabat saya. Dia terluka. Darahnya mengucur dari hidungnya. Saya terkejut dan syok. Saya menoleh ke kiri, K, dan lega melihatnya masih bisa membuka pintu dan keluar dari mobil.

Kerumunan orang segera menghampiri. K berpegangan pada saya, Ia tidak mampu bergerak, saya berusaha berpikir, teman-teman ayng duduk di bangku belakang tidak bisa keluar. Saya memohon kepada bapak yang ada di dekat saya, untuk membawa K ke tempat lain. Saya berusaha menarik kursi tengah agar teman yang di belakang bisa keluar. Tapi tangan saya bergetar. Saya tidak kuat menariknya.

Lagi-lagi bapak itu menolong saya menarik kursi tengah tersebut, dan teman saya akhirnya bisa keluar.
Saya mengangkat barang –barang K. Ketika tiba-tiba pandangan saya menggelap, dan semuanya lenyap. Sesaat saya berpikir saya buta. Saya sudah mengerjapkan mata, tapi tetap tidak ada yang terlihat. Saya dituntun untuk duduk oleh beberapa orang. Saya duduk . Berusaha melihat, walaupun sia-sia. Saya sungguh takut.

Perlahan, saya melihat cahaya dan semua kembali normal. Saya bernafas lega. Saat itu saya melihat mobil kami. Mobil itu hancur, seluruh bagian kanannya rusak, kapnya menganga. Saya jadi ikut menganga (?).

Kami segera dilarikan ke UGD RS terdekat untuk mendapat perawatan.

Beruntung bagi kami, tidak ada tulang yang patah, tidak ada organ yang terluka. Hanya trauma-trauma ringan serta memar.

God, You are almighty. I know and I believe that You are there, protect me. If You’re not, I might be not in the world again now. God, my Dearest Lord, THANK YOU FOR YOUR CHANCE.

No comments:

Post a Comment