Hari itu. Seharusnya bersejarah. Harusnya sangat menyenangkan. -20/03/2013
ENGGAAAA. Ini bukan curhatan galau. Baca aja kalo ga percaya.
Pagi itu kami berangkat dari kos. Tanpa
ragu dan sangat senang, karena saya menebeng, lagi-lagi, dalam rangka mengirit.
Akhir bulan, folks.
Kami, tujuh orang, dalam satu
mobil, berangkat bersama menuju tempat praktikum, yang ditempuh dalam waktu 1
jam. Saya duduk di tengah, dengan F, K di kanan dan kiri saya. Kedua sahabat
saya. Ketika kami menyadari waktu semakin menipis, teman saya memutuskan untuk
mengebut. Saya yang tidak menyukai adegan kebut-kebutan ala koboi ini, akhirnya
memejamkan mata, berusaha tidur.
Kejadiannya sangat cepat.
Saya mendengar teriakan teman saya.
Dengan cepat saya membuka mata, saya melihat segalanya.
Mobil hitam itu mengambil jalur
kami dari arah yang berlawanan dengan kecepatan tinggi. Teman saya berusaha
mengendalikan mobil yang kami kendarai. Mobil kami mulai bergerak tidak
terkendali, ke kanan, ke arah truk-truk besar, dan ke kiri, rawa dan toko kecil.
Demi menyelamatkan kami, teman saya yang membawa mobil pun membanting kemudi ke
kiri. Dan kami menabrak pohon dengan sangat keras.
Tuhan. Saya membatin. Saya membatu. Saya tidak tahu apa yang saya
harus lakukan.
Saya merasa badan saya terpelanting
dan menabrak ke arah depan. Gelap.
Beberapa detik, saya membuka mata,
saya masih ada di tempat duduk saya, dengan posisi menunduk ke bawah, tas saya
yagn saya pangku terlempar ke bangku depan. Kacamata saya terlepas dan ada darah
di tangan saya. Saya panic. Saya langsung memegang kepala saya yang sakit
berusaha mencari luka. Saat itu, saya tidak bisa mendengar, telinga saya
berdenging dengan keras.
Tapi, saya tidak terluka. Sekejap,
saya merinding. Saya langsung menoleh ke kanan, ke arah F, melihat keadaan
sahabat saya. Dia terluka. Darahnya mengucur dari hidungnya. Saya terkejut dan
syok. Saya menoleh ke kiri, K, dan lega melihatnya masih bisa membuka pintu dan
keluar dari mobil.
Kerumunan orang segera menghampiri.
K berpegangan pada saya, Ia tidak mampu bergerak, saya berusaha berpikir,
teman-teman ayng duduk di bangku belakang tidak bisa keluar. Saya memohon
kepada bapak yang ada di dekat saya, untuk membawa K ke tempat lain. Saya
berusaha menarik kursi tengah agar teman yang di belakang bisa keluar. Tapi
tangan saya bergetar. Saya tidak kuat menariknya.
Lagi-lagi bapak itu menolong saya
menarik kursi tengah tersebut, dan teman saya akhirnya bisa keluar.
Saya mengangkat barang –barang K.
Ketika tiba-tiba pandangan saya menggelap, dan semuanya lenyap. Sesaat saya
berpikir saya buta. Saya sudah mengerjapkan mata, tapi tetap tidak ada yang
terlihat. Saya dituntun untuk duduk oleh beberapa orang. Saya duduk . Berusaha
melihat, walaupun sia-sia. Saya sungguh takut.
Perlahan, saya melihat cahaya dan
semua kembali normal. Saya bernafas lega. Saat itu saya melihat mobil kami.
Mobil itu hancur, seluruh bagian kanannya rusak, kapnya menganga. Saya jadi
ikut menganga (?).
Kami segera dilarikan ke UGD RS
terdekat untuk mendapat perawatan.
Beruntung bagi kami, tidak ada
tulang yang patah, tidak ada organ yang terluka. Hanya trauma-trauma ringan
serta memar.
God, You are almighty. I know and I believe that You are there, protect
me. If You’re not, I might be not in the world again now. God, my Dearest Lord,
THANK YOU FOR YOUR CHANCE.
No comments:
Post a Comment